Taman Indonesia Kaya Jadi Ruang Edukasi Kreatif bagi Pelajar Semarang
Parezi A Pramiswari – Pusat1info
Kamis, 24-07-2025 12.38 WIB
Semarang – 24 Juli 2025 – Taman Indonesia Kaya (TIK) di Semarang tidak hanya menjadi tempat hiburan dan rekreasi, tetapi juga berkembang menjadi ruang edukasi kreatif yang dimanfaatkan para pelajar untuk belajar budaya, seni, dan literasi publik.
“Kami sering mengajak siswa ke sini untuk mengenal budaya dan kesenian secara langsung. Kegiatan belajar di luar kelas seperti ini membuat mereka lebih antusias dan mudah memahami materi,” ujar Sri Wahyuni, guru Seni Budaya dari SMP Negeri 10 Semarang, saat ditemui Kamis pagi (24/7/2025).
Taman yang berlokasi di jantung Kota Semarang ini kini kian diminati para siswa dan pendidik sebagai lokasi pembelajaran alternatif. Setiap akhir pekan dan hari libur, taman ini dipadati pelajar dari berbagai jenjang pendidikan yang mengikuti program pentas seni, diskusi budaya, hingga kelas literasi.
Kegiatan edukatif seperti pemutaran film dokumenter budaya, pertunjukan tari tradisional, dan kelas teater mini digelar secara berkala di amfiteater terbuka di dalam taman. Hal ini menjadikan Taman Indonesia Kaya sebagai ruang publik yang berkontribusi dalam membangun wawasan kebudayaan generasi muda Semarang.
Menurut Aditya Prasetyo, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (Unnes), TIK memberikan pengalaman belajar yang tidak ditemukan di ruang kelas. “Saya belajar banyak tentang dinamika seni pertunjukan di sini. Melihat langsung proses kreatif para seniman membuat saya lebih paham bagaimana seni berinteraksi dengan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Taman Indonesia Kaya juga mendukung pembelajaran inklusif melalui fasilitas ramah disabilitas, area membaca terbuka, serta akses Wi‑Fi gratis yang menunjang proses belajar digital. Pemerintah kota bersama Djarum Foundation selaku pengelola aktif mendorong pelibatan komunitas pelajar melalui program magang dan relawan budaya.
Dosen Sosiologi Pendidikan dari Universitas Diponegoro, Dr. Ratna Mulyani, menilai TIK sebagai bentuk nyata integrasi ruang publik dan fungsi pendidikan: “Ini bukan sekadar taman, tetapi pusat peradaban mikro yang hidup—di mana anak muda bisa belajar budaya dan karakter secara langsung,” ujarnya.
Dengan pendekatan kreatif dan interaktif, Taman Indonesia Kaya telah menjadi bukti bahwa ruang terbuka dapat berperan sebagai sarana pendidikan yang inklusif, menyenangkan, dan berorientasi pada penguatan karakter pelajar.
Komentar
Posting Komentar