"Ragam Kuliner Khas Indonesia Meriahkan Food Festival IICF UKSW"

Vicky Nurul Intan Silviani

Jumat, 11 Juli2025



(Sumber: Tribun Jateng)

Tak perlu bepergian jauh untuk menikmati keanekaragaman Indonesia. Hanya dengan mengunjungi Kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang asri, pengunjung sudah bisa menjelajah rasa dan budaya dari berbagai penjuru tanah air.

Sebagai bagian dari rangkaian acara Indonesian International Culture Festival (IICF) 2025, UKSW menghadirkan kembali Cultural Acoustic and Food Festival, sebuah ajang yang menampilkan keberagaman budaya melalui kuliner dan seni.

Bertempat di LapanganSepak Bola UKSW, acara ini menghadirkan 22 stan etnis dari Sabang hingga Merauke, serta dari Miangas ke Rote. Masing-masing stan menyuguhkan hidangan khas daerah, mulai dari makanan berat hingga kudapan tradisional.

Festival ini juga turut menggandeng partisipan dari mancanegara. Berkolaborasi dengan Direktorat Kerja Sama (DIKER) UKSW, relawan mahasiswa asal Jepang memperkenalkan makanan khas mereka seperti Curry Rice dan Daigaku. Selain itu, ada juga kehadiran lembaga internasional seperti Linnaaw Student Center dan Pelatihan Pelangi Nusantara Salatiga.

Acara yang berlangsung dari siang hingga malam ini mengusung nuansa pasar budaya, lengkap dengan dekorasi etnis: mulai dari kain tradisional, replika rumah adat, busana khas, hingga karya seni daerah. Festival ini menjadi sarana edukasi yang membangkitkan rasa cinta tanah air dalam kemasan yang menyenangkan.

Salah satu stan, milik Kerukunan Mahasiswa Sangihe (Sengkanaung), menampilkan kuliner khas Sulawesi Utara seperti Bangea, Bangket, Bepang, dan Halua Kenari, yang terbuat dari bahan lokal seperti sagu dan kenari.

Sementara itu, dari Sumatera Utara, Ikatan Keluarga Simalungun (IKS) menyajikan masakan tradisional Manuk Nabinatur, Sagu-Sagu, Nitak, serta Es Timun, yang biasanya disajikan dalam berbagai upacara adat dan acara keluarg ak Bola UKSW, acara ini menghadirkan 22 stan etnis dari Sabang hingga Merauke, serta dari Miangas ke Rote. Masing-masing stan menyuguhkan hidangan khas daerah, mulai dari makanan berat hingga kudapan tradisional.

Festival ini juga turut menggandeng partisipan dari mancanegara. Berkolaborasi dengan Direktorat Kerja Sama (DIKER) UKSW, relawan mahasiswa asal Jepang memperkenalkan makanan khas mereka seperti Curry Rice dan Daigaku. Selain itu, ada juga kehadiran lembaga internasional seperti Linnaaw Student Center dan Pelatihan Pelangi Nusantara Salatiga.

Acara yang berlangsung dari siang hingga malam ini mengusung nuansa pasar budaya, lengkap dengan dekorasi etnis: mulai dari kain tradisional, replika rumah adat, busana khas, hingga karya seni daerah. Festival ini menjadi sarana edukasi yang membangkitkan rasa cinta tanah air dalam kemasan yang menyenangkan.

Salah satu stan, milik Kerukunan Mahasiswa Sangihe (Sengkanaung), menampilkan kuliner khas Sulawesi Utara seperti Bangea, Bangket, Bepang, dan Halua Kenari, yang terbuat dari bahan lokal seperti sagu dan kenari.

Sementara itu, dari Sumatera Utara, Ikatan Keluarga Simalungun (IKS) menyajikan masakan tradisional Manuk Nabinatur, Sagu-Sagu, Nitak, serta Es Timun, yang biasanya disajikan dalam berbagai upacara adat dan acara keluarga.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trump Mengamuk! Sertifikat Halal Indonesia Dianggap Hambat Ekonomi Amerika

Kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unissula ke RRI Jakarta: Perkuat Pemahaman Dunia Penyiaran

4.478 Porsi Soto Gratis Ludes Dibagikan dalam Peringatan Hari Jadi Kota Semarang